Kaedah adalah rumus yang harus diperhatikan oleh siapa saja yang ingin mempelajari sesuatu.
Termasuk di dalam memahami Asma’ul Husna, para ulama telah membuat kaedah-kaedah, dimana dengan kaedah tersebut, seseorang menjadi benar dalam memahami Asma’ul Husna, karena Asma’ul Husna harus dipelajari dengan cara yang lurus dan benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan pemahaman para sahabatnya.
Diantara kaedah Asma’ul Husna, para ulama mengatakan Asma’ul Husna “Kulluha Husna” artinya semua Asma’ul Husna maknanya yang terbaik. Para ulama mengatakan Asma’ul Husna maknanya “Baalighotun Husni Ghaayatahu” yang artinya puncak makna dari nama tersebut. Inilah yang harus kita pahami ketika kita mempelajari dan memahami setiap nama dari nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka kita harus memahami makna yang paling tinggi dari nama tersebut.
Misalnya Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki nama As Sami’ yang artinya Zat Yang Maha Mendengar, maka pendengaran Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah pendengaran yang mengandung puncak makna pendengaran yaitu pendengaran yang mampu mendengar segala sesuatu, dalam segala bahasa, dalam segala frekwensi dan dalam segala keadaan.
Sampai-sampai ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kedatangan seorang wanita yang mengeluhkan tentang suaminya yang menzihar dirinya dan ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha berada di rumah tersebut, padahal rumah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sangatlah kecil, maka ‘Aisyah mengatakan, “Aku tidak mendengar keluhan perempuan tersebut kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam”, tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا وَتَشْتَكِي إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَا ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
Sungguh, Allah telah mendengar ucapan perempuan yang mengajukan gugatan kepadamu (Muhammad) tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah dan Allah mendengar percakapan antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat. (QS. Al Mujaadilah: 1)
Ayat di atas menunjukkankan luar biasanya pendengaran Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mampu mendengar keluhan wanita tersebut walaupun ia berbicara dengan suara yang sangat pelan. Maka, Allah Subhanahu wa Ta’ala husna dalam pendengarannya. Begitupun dalam semua nama dan sifat-sifat-Nya , maka seluruhnya merupakan makna yang paling tinggi dan sempurna. Dengan hal itu kita akan merasakan keagungan dari nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Baarakallahu fiikum jamii’an
Haidar Andika