Berbagai permasalahan tentunya timbul akibat adanya pandemi Covid-19, mulai dari permasalahan politik, sosial hingga ekonomi. Masyarakat dituntut untuk bersabar dan mendukung kebijakan pemerintah. Sudah saatnya mereka bersatu dan mengesampingkan segala perdebatan, khususnya dalam kondisi darurat bencana seperti ini, dan untuk seterusnya.
Para ahli di bidangnya saat ini sedang berusaha keras siang dan malam dalam pencarian vaksin yang dapat mengobati penyakit yang diakibatkan oleh virus Covid-19. Para medis berusaha membantu para pasien agar mereka dapat sembuh dengan sendirinya. Pihak pemerintah berpikir keras tentang apa yang harus diusahaknnya agar dapat memutus rantai penyebaran virus. Masyarakat berjuang mengerjakan pekerjaanya dari rumah. Ada yang mengajar, mengerjakan pekerjaan kantor, meeting online dsb yang pasti dirasa tidak lebih efektif daripada ketika mereka bekerja di luar rumah. Adapun yang pekerjaannya tidak bisa dipindahkan ke rumah seperti pekerja lapangan, kurir dsb mereka hanya pasrah dan tetap harus mengerjakan pekerjaannya.
Diantara nama Allah Subhanahu Wata’ala yang maha indah yang bisa memberikan solusi dan jalan keluar dari kondisi ini adalah Al-Fattah. Allah Al-Fattah berarti Allah Maha Membuka. Allah Maha Mebuka jalan-jalan kebaikan. Allah Maha Membuka Pintu-pintu Rizki. Allah Maha Membuka Pintu Taubat. Allah Maha Membuka Kesempitan Manusia. Dalam keadaan seperti ini, Allah tidak sedang meninggalkan manusia, justru Allah ingin melihat siapa dari hamba-hambanya yang kembali kepadaNya dan meminta agar dibukakan pintu-pintu kebaikan untuk dirinya. Allah Subhanahu Wata’ala ingin agar manusia tidak mencari pintu lain kecuali pintu Allah. Pintu-pintu Allah lah yang terbaik bagi manusia.
Ketika para pekerja tidak lagi dapat bekerja, bukan berarti Allah tidak lagi mau memberi rizki kepada mereka. Allah Subhanahu Wata’ala adalah Ar-Rozzaq, Dzat Yang Maha Memberi Rizki, dan hanya Allah lah yang dapat membukakan pintu-pintu rizki bagi hamba-hambaNya. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman,
وَعِندَهُۥ مَفَاتِحُ ٱلْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ إِلَّا هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍۢ فِى ظُلُمَـٰتِ ٱلْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍۢ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِى كِتَـٰبٍۢ مُّبِينٍۢ
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz) QS. Al-An’am: 59
Allah Al-Fattah juga telah membukakan jalan yang syar’i dalam menghadapi wabah ini. Para ulama tidak henti-hentinya memberi nasihat dalam menjalani hari-hari dalam kondisi wabah seperti ini. Mereka mejelaskan permasalahan syar’i dari akidah, fiqih, ibadah, muamalah dsb. Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaili menjelaskan dalam risalahnya “Apabila proses analisis tentang wabah ini sudah selesai, maka dalam menentukan metode pencegahan dan obatnya tidaklah bersandar kepada hasil laboratorium kedokteran modern yang berpotensi salah, atau kepada prediksi akal manusia yang juga bisa tergelincir. Namun berdasarkan kepada dalil-dalil syariat yang secara mutlak terjaga dari kebatilan. Dalil-dalil syariat tersebut tak lain adalah wahyu dari Allah yang Maha mengetahui segala yang gaib dan yang nyata, yang Maha besar lagi Maha tinggi.”
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman,
اللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَحْمِلُ كُلُّ أُنثَىٰ وَمَا تَغِيضُ الْأَرْحَامُ وَمَا تَزْدَادُ ۖ وَكُلُّ شَيْءٍ عِندَهُ بِمِقْدَارٍ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْكَبِيرُ الْمُتَعَالِ
Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya. Yang mengetahui semua yang ghaib dan yang nampak; Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi. QS. Ar-Ro’du: 8-9
Beliau menambahkan “Bahkan metode-metode syar’i ini dapat dipastikan memiliki pengaruh besar dan manjur dalam mewujudkan keselamatan dari wabah corona dan yang semisalnya. Karena metode-metode tersebut merujuk kepada wahyu yang tak mungkin dapat dimasuki oleh hal batil sama sekali.”
لَّا يَأْتِيهِ ٱلْبَـٰطِلُ مِنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِۦ ۖ تَنزِيلٌۭ مِّنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍۢ
Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. QS. Fusshilat: 42
Allah Al-Fattah benar-benar ingin menunjukkan pintu-pintuNya dan membukakan pintu-pintu kebaikan bagi hamba-hambaNya khususnya dalam kondisi seperti sekarang, seperti berkurangnya kemaksiatan yang selama ini merejalela, berkurangnya riba yang selama ini memberatkan masyarakat, hilangnya kesombongan para penguasa dunia yang suka berbuat aniaya, dan kembalinya banyak manusia kepada Allah dengan berdoa dan berharap hanya kepadaNya.
Allah Al-Fattah telah memberikan solusi bagi kaum muslimin dengan cara bersabar dalam menghadapi masa-masa sulit seperti ini, bertawakkal dengan makna yang sebenarnya, yang dalam kondisi lapang manusia tidak bisa merasakannya, serta ihtisab atau mencari pahala dan ampunan di sisi Allah. Bagi yang terkena penyakit maka dia dapat berharap kesembuhan hanya dari Allah Asy-Syafi atau berharap pahala mati syahid yang telah dijanjikan. Itu semua adalah bentuk konsekuensi dari Nama Allah Al-Fattah.
Akan tetapi bagi orang yang tidak beriman atau bahkan mendustakan Allah, tetap saja mereka akan tertutup dari pintu Allah, Wal Iyadzu Billah. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman,
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَـٰتِنَا وَٱسْتَكْبَرُوا۟ عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَٰبُ ٱلسَّمَآءِ وَلَا يَدْخُلُونَ ٱلْجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ ٱلْجَمَلُ فِى سَمِّ ٱلْخِيَاطِ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُجْرِمِينَ
Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. QS. Al-A’raf: 40
Diambil dari “Pedoman Syar’i Pelindung Diri dari Wabah Corona – Ibrahim bin Amir ar-Ruhailiy”
Cianjur, 11 April 2020
Oleh: Ust. Muhammad, M.Pd.I